Profil


Logo OSIS SMA

Sebelum lahirnya OSIS, di SMA terdapat organisasi siswa yang beragam macam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk bersifat intern sekolah itu sendiri dan adapula organisasi yang dibentuk  dan punya hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat polis, sehingga kegiatan organisasi tidak menguntungkan bagi sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar.
Akibat dari keadaan yang demikian, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah, sedangkan di pihak lain harus tunduk pada organisasi siswa yang dikendalikan dari luar.
Dalam keadaan yang demikian itu dapatlah dibayangkan, berapa banyak macam ragam organisasi siswa yang tumbuh kembang pada saat itu dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi di luar sekolah.
Itulah sebabnya pada 1970 sampai dengan 1972,  beberapa pemimpin organisasi siswa di Jakarta yang sadar akan maksud dan tujuan belajar mengajar di sekolah ingin menghindari bahaya perpecahan diantara para siswa. Mereka bersepakat merintis dan mendirikan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam perkembangan selanjutnya, lahirlah ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1978 yang antara lain memuat strategi pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Ketetapan MPR tersebut menjiwai lahirnya keputusan MENDIKBUD Nomor 0323/V/1978, tentang pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader perjuang bangsa dan perkembangan Nasional dengan memberikan bekal kepemimpinan, keterampialan, apresiasi kreasi, kesegaran jasmani, kepribadian dan budi pekerti luhur, patriotisme dan idealisme serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.